Kamis, 07 Maret 2013

Ujian, Sebagai Awal Menuju Keberhasilan


                Perjalanan kali ini membawa Visi dan Misi yang cukup besar untuk kita, M2net.delegrasi yang di pilih oleh M2net adalah tiga anak yaitu Wildan Haffata, Saeful Aziz dan Lutfi Aljufri.  Kita akan membawa nama Almamater sekolah kami, MA Alhikmah 2 dan juga Almamater Pondok Pesantren kami Al hikmah 2. Kami m2net lolos 10 besar menjadi finalis lomba Web Desain computitation se- Jawa yang di adaka oleh HMJTI UIN Maliki Malang. Dan kami diundang ke UIN Malang untuk presentasi hasil karya kami, kami akan sedikit mengulas jerih payah kami sebelum mendapatkan teropi juara 3 se- Jawa.
                Perjalanan menuju area pertandingan lomba, kami start perjalaan kami dari Benda tentunya, letak Sekolah tercinta kami, Malhikdua. Kami berangkat dibagi dua kloter, kloter pertama berangkat pada hari Minggu sore, sedangkan kloter kedua berangkat pada Senin sore. Kloter pertama yang berawakan lima orang, Aku, Haffata, lutfi, Farobi, dan Bu Lela. Dan ternyata kloter pertama pun terpecah lagi pemberangkatan menuju Purwokerto, karena ada acara tersendiri, Farobi berangkat Minggu malam menuju Purwokerto. Awalnya kami kebingungan akan bermalam di mana di Pruwokerto, karena kreta yang menuju ke Surabaya berangkat Senin pagi tepatnya pukul 06:00 WIB tak mungkin kan, jika kita berangkat dari Benda Senin dini hari. Akhirnya kebingungan kami pun terpecah, karena teman kami, Trian, juga akan pulang ke rumahnya kebetulan rumahnya tak jauh dengan Stasiun Purwokerto. Dan kami berlima memutuskan menginap di rumah Trian, tetapi hanyalah Haffata dan Bu Lela saja, yang menginap di rumah Trian. Aku, Lutfi dan Farobi memilih menginap di Stasiun.  
Benda – Kali Gadung
Perjalanan awal kami pun sudah langsung di uji. Sebelum berangakat menuju ke Stasiun Purwokerto. Awal perjalanan yang cukup membuat coretan tersendiri di hati kami. Kami berangkat dari Benda pukul 17:00 WIB, awalnya kami sudah hawatir akan tertinggal angkotan desa menuju ke Kali Gadung, ternyata kehawatiran kami benar, kami benar-benar ketinggalan angkutan desa.  Untung saja kawan kakak kelas kami datang, Mba Icha, dialah yang menyetop Ambulance milik Al hikmah 2, dialah yang membujuk supir Ambulance untuk mengantarkan kami ke Kali Gadung, “ kang,., ini tolong antarkan mereka ke Kali Gadung, mereka mau lomba di Malang, kasihan sudah ngga ada angkot” bujukan dari Mba Icha.  Dan akhirnya kami pun berangkat menuju ke Kali Gadung menggunakan Ambulance yang berisi santri putri yang sedang sakit, dengan terpaksa kami pun berdesal-desalan.        
Kali Gadung – Purwokerto
Setelah sesampainya di pertigaan Kali Gadung, kami menunggu bus yang menuju ke Purwokerto, bus demi bus kami acuhkan, karena kami lihat sangat penuh sesak penumpang. Setelah hampir 30 menit kami menunggu, akhirnya kami pun terpaksa memilih bus yang cukup kecil (red jawa: Bis Tuyul). Tak disangka ternyata bus ini penuh sesak oleh penumpang, cobaan pun datang lagi, dengan terpaksa Aku, Haffata, Trian dan Bu Lela berdiri cukup lama, Heits., ada kejadian yang membuat aku sedikit ketawa dalam hati, saat awal naik ke bus dengan kondisi bus yang sesak penumpang, Haffata dan Trian cukup ketakutan dan mereka malah berpelukan di depan pintu., dalam hati ini berkata “ Ya Allah sempet-sempetnya kondisi kayak gini berpelukan, kayak Teletabis adjah.,”, dan akhirnya mereka berdua disuruh ketengah oleh kondektur bus.
Ditengah-tengah perjalanan dan kami berlima masih berdiri, tiba-tiba datang penumpang satu lagi dan itu ternyata guru kami sendiri, Mrs. Lulu, yang akan menuju pulang ke rumahnya. Kami pun sempat mengobrol sedikit dengan beliau tentang perlombaan kami, dan juga web sekolah kami. Kami pun berpisah dengan beliau di daerah Paguyangan.
Setelah jauh bus berjalan akhirnya kami pun mendapatkan tempat duduk. Ditengah-tengah perjalanan ternyata Haffata mabuk perjalanan dan ternyata sang pangeran penolong pun datang, Lutfi. Lutfi meminta kantong kresek ke sang kondektur, tapi niat kebaikan Lutfi  ditolak mentah-mentah oleh Haffata, “ihh., apa an sich kamu., sok perhatian.,” Haffata menolak mentah niat baik Lutfi, inilah awal dari permusuhan mereka berdua, yang membuat kuping aku panas mendengar perdebatan mereka berdua, kebayang ngga., dari bus sampai ke Surabaya hanya mendengar mereka berdua berdebat.  
Sesampai di kota Purwokerto tepatnya di daerah Kalibogor, aku dan Lutfi turun untuk menuju ke Stasiun. Ehh., ternyata Haffata, Trian dan Bu Lela ikut turun juga, hmm., ternyata terjadi miss komunikasi., kesempatan ini pun kita ambil untuk menunaikan Sholat jamak Maghrib dan Isya’ kami memilih Musholah Pom bensin yang tak cukup jauh dari tempat kami turun.
Setelah semua selasai menunaikan sholat jamak, kami pun berpisah. Aku dan Lutfi menuju ke Stasiun sedangkan Bu Lela, Haffata, dan Trian menuju ke rumah Trian.

8 komentar:

  1. wkwkwkwkwkwkwwkkw.

    aku baru tahu teryata kisahnya lebih gokil dari bayanganku. hhahaha

    LANJUTKAN!

    BalasHapus
  2. walah walah membaca ceritamu, bikin saya senyum-senyum sendiri. :D

    Tentunya perjalanan yang tidak akan pernah terlupakan.
    Tetap semangat! #dan perhatian sama Haffata ya ;)

    note: jenis huruf di blognya gak nyaman di mata :)

    BalasHapus
  3. makasih mba atas masukannya., nanti ak seeting ulang lagi.,

    BalasHapus
  4. hahha...
    jadi inget kejadian akk am ata yang dikatain teletubis sama kondekturnya,,
    huh,, madan sebel,, tapi yasudlah gpp itung* nyenengin tuh kondektur ...wkkwkwk

    BalasHapus
  5. @ trian : kaliannya., adjah yg aneh.,yg salah tuch bukan kondektur'a.,.,.

    BalasHapus
  6. helehh,, kondekturnya emang gak salah ...
    tapi,, beliaunya yang sotak ! :D

    BalasHapus
  7. udah!!! kita sotak semua...... kamu eh kalian kudu buka blog ku nanti kalo aku udah bikin woro-woro......(bahasanya maksa ndak se????)

    BalasHapus