Selasa, 12 Maret 2013

Jawaban Atas Cintaku



                                               

Kebingungan ini melanda
Saat pertanyaan-pertanyaan itu muncul
Aku tak tahu harus berkata apa
Kenapa semua ini terjadi
Akankah aku berkata cinta
Tapi aku tak cinta
Akankah aku berkata sayang
Jika aku tak sayang
                        SUDAHLAH. . .
                        Hentikan pertanyaan bodoh itu
                        Pertanyaan yang hanya membuat diri ini semakin membakar
                        Aku telah lelah mendengar pertanyaan itu
Kini
Aku ingin berjalan menapaki hidupku dengan PASTI
Membunuh syetan-syetan di sekelilingku
Membasmi semua bakteri di kepalaku
           
           Yang harus ku gengam sekarang
            Membawa kedua orang tuaku ke taman surga
  Tak akan ku kecewakan kedua orang tuaku
            Aku ingin melihat mereka tersenyum

Jumat, 08 Maret 2013

Mengintip Persiapan Malhikdua Hadapi Web Competition


Surabaya, M2Net- Eforia kemenangan Malhikdua dalam ajang bergengsi “Lomba Website SLTA Se-Jawa 2013″ yang diselenggarakan UIN Malang, masih sangat terasa. Sabtu (2/3) lalu, tiga pejuang M2Net berhasil membawa pulang piala. Meski hanya menempati posisi ke-3, perolehan tersebut sangat mengobati kerinduaan Malhikdua setelah lama absen dalam kejuaraan sejenis. Status sebagai peserta terjauh, tentu butuh perjuangan tak mudah untuk menggapai prestasi tersebut. Bagaimana persiapan Malhikdua dalam menghadapi perlombaan tersebut.  Fotografer Malhikdua berhasil merekam sejumlah peristiwa, dari awal hingga akhir. Yuk kita saksikan!

Mengurai mimpi tak ingin gagal. Salah seorang peserta dan pembina sekaligus PJ rombongan tampak terlelap di stasiun Purwokerto. Jadwal KA Logawa yang pukul 06 tepat membuat tim Malhikdua harus tiba lebih awal malam sebelumnya.
Tetap khusyu ditengah perdebatan. Tiba di Surabaya, delegasi Malhikdua dan para pendukung mendiskusikan segala kemungkinan yang terjadi pada saat pelaksanaan lomba. Tampak dalam gambar Sufyan tetap menunaikan sholat dengan khusyu meski berada di tengah keramaian.
Kapal pecah di ruang Kerja Pembimbing. Tak hanya melibatkan 1 ruang dalam mempersiapkan lomba, rumah samping (paviliun) juga menjadi korban semangat tim Malhikdua.
Ngidam Bakso. Demi menyemangati Hafatta yang hobi makan Bakso, pekerjaan membuat presentasi terpaksa harus dihentikan dulu. Berhasil, usai makan, jiwa pemred kembali utuh.
Presentasi terpanjang, 100KM. Menyemangati tim Malhikdua, Icha punya ide gila mengumpulkan uang receh penumpang Kereta Api asalkan Haffata bersedia presentasi di dalam Gerbong.  Edannya, Haffata menerima dan menganggapnya sebuah tantangan.
Yang Wangi dan yang ... Secara mengejutkan seluruh rombongan akhirnya tiba di stasiun Malang, tanpa ada yang tertinggal. Jadwal Kereta Api Penataran Malang yang terlalu dini, pukul 04.30, sempat membuat mereka kelabakan. Sebagian ada yang sempat mandi, sebagian ada yang hanya basuh kaki lupa cuci muka. Bisa dibayangkan aromanya..
GPS bukan segalanya. Meski di HP Farobi terdapat sistem pencari posisi atau GPS, fasilitas besutan google tersebut tetap tak mampu membantu rombongan Malhikdua menemukan lokasi yang dituju hingga harus bertanya ke satpam.  Entah GPS nya yang kurang canggih atau pemiliknya yang ndeso..
Mengamati musuh di garis batas. Haffata, pemred sekaligus ketua delegasi sedang melihat-lihat dalamnya kampus UIN dari luar pagar. Pikirannya seperti campur aduk, antara optimis dan pesimis; rileks dan nervous, menang dan kalah; Azis dan Lutfi #eh..

Kamis, 07 Maret 2013

Ujian, Sebagai Awal Menuju Keberhasilan


                Perjalanan kali ini membawa Visi dan Misi yang cukup besar untuk kita, M2net.delegrasi yang di pilih oleh M2net adalah tiga anak yaitu Wildan Haffata, Saeful Aziz dan Lutfi Aljufri.  Kita akan membawa nama Almamater sekolah kami, MA Alhikmah 2 dan juga Almamater Pondok Pesantren kami Al hikmah 2. Kami m2net lolos 10 besar menjadi finalis lomba Web Desain computitation se- Jawa yang di adaka oleh HMJTI UIN Maliki Malang. Dan kami diundang ke UIN Malang untuk presentasi hasil karya kami, kami akan sedikit mengulas jerih payah kami sebelum mendapatkan teropi juara 3 se- Jawa.
                Perjalanan menuju area pertandingan lomba, kami start perjalaan kami dari Benda tentunya, letak Sekolah tercinta kami, Malhikdua. Kami berangkat dibagi dua kloter, kloter pertama berangkat pada hari Minggu sore, sedangkan kloter kedua berangkat pada Senin sore. Kloter pertama yang berawakan lima orang, Aku, Haffata, lutfi, Farobi, dan Bu Lela. Dan ternyata kloter pertama pun terpecah lagi pemberangkatan menuju Purwokerto, karena ada acara tersendiri, Farobi berangkat Minggu malam menuju Purwokerto. Awalnya kami kebingungan akan bermalam di mana di Pruwokerto, karena kreta yang menuju ke Surabaya berangkat Senin pagi tepatnya pukul 06:00 WIB tak mungkin kan, jika kita berangkat dari Benda Senin dini hari. Akhirnya kebingungan kami pun terpecah, karena teman kami, Trian, juga akan pulang ke rumahnya kebetulan rumahnya tak jauh dengan Stasiun Purwokerto. Dan kami berlima memutuskan menginap di rumah Trian, tetapi hanyalah Haffata dan Bu Lela saja, yang menginap di rumah Trian. Aku, Lutfi dan Farobi memilih menginap di Stasiun.  
Benda – Kali Gadung
Perjalanan awal kami pun sudah langsung di uji. Sebelum berangakat menuju ke Stasiun Purwokerto. Awal perjalanan yang cukup membuat coretan tersendiri di hati kami. Kami berangkat dari Benda pukul 17:00 WIB, awalnya kami sudah hawatir akan tertinggal angkotan desa menuju ke Kali Gadung, ternyata kehawatiran kami benar, kami benar-benar ketinggalan angkutan desa.  Untung saja kawan kakak kelas kami datang, Mba Icha, dialah yang menyetop Ambulance milik Al hikmah 2, dialah yang membujuk supir Ambulance untuk mengantarkan kami ke Kali Gadung, “ kang,., ini tolong antarkan mereka ke Kali Gadung, mereka mau lomba di Malang, kasihan sudah ngga ada angkot” bujukan dari Mba Icha.  Dan akhirnya kami pun berangkat menuju ke Kali Gadung menggunakan Ambulance yang berisi santri putri yang sedang sakit, dengan terpaksa kami pun berdesal-desalan.        
Kali Gadung – Purwokerto
Setelah sesampainya di pertigaan Kali Gadung, kami menunggu bus yang menuju ke Purwokerto, bus demi bus kami acuhkan, karena kami lihat sangat penuh sesak penumpang. Setelah hampir 30 menit kami menunggu, akhirnya kami pun terpaksa memilih bus yang cukup kecil (red jawa: Bis Tuyul). Tak disangka ternyata bus ini penuh sesak oleh penumpang, cobaan pun datang lagi, dengan terpaksa Aku, Haffata, Trian dan Bu Lela berdiri cukup lama, Heits., ada kejadian yang membuat aku sedikit ketawa dalam hati, saat awal naik ke bus dengan kondisi bus yang sesak penumpang, Haffata dan Trian cukup ketakutan dan mereka malah berpelukan di depan pintu., dalam hati ini berkata “ Ya Allah sempet-sempetnya kondisi kayak gini berpelukan, kayak Teletabis adjah.,”, dan akhirnya mereka berdua disuruh ketengah oleh kondektur bus.
Ditengah-tengah perjalanan dan kami berlima masih berdiri, tiba-tiba datang penumpang satu lagi dan itu ternyata guru kami sendiri, Mrs. Lulu, yang akan menuju pulang ke rumahnya. Kami pun sempat mengobrol sedikit dengan beliau tentang perlombaan kami, dan juga web sekolah kami. Kami pun berpisah dengan beliau di daerah Paguyangan.
Setelah jauh bus berjalan akhirnya kami pun mendapatkan tempat duduk. Ditengah-tengah perjalanan ternyata Haffata mabuk perjalanan dan ternyata sang pangeran penolong pun datang, Lutfi. Lutfi meminta kantong kresek ke sang kondektur, tapi niat kebaikan Lutfi  ditolak mentah-mentah oleh Haffata, “ihh., apa an sich kamu., sok perhatian.,” Haffata menolak mentah niat baik Lutfi, inilah awal dari permusuhan mereka berdua, yang membuat kuping aku panas mendengar perdebatan mereka berdua, kebayang ngga., dari bus sampai ke Surabaya hanya mendengar mereka berdua berdebat.  
Sesampai di kota Purwokerto tepatnya di daerah Kalibogor, aku dan Lutfi turun untuk menuju ke Stasiun. Ehh., ternyata Haffata, Trian dan Bu Lela ikut turun juga, hmm., ternyata terjadi miss komunikasi., kesempatan ini pun kita ambil untuk menunaikan Sholat jamak Maghrib dan Isya’ kami memilih Musholah Pom bensin yang tak cukup jauh dari tempat kami turun.
Setelah semua selasai menunaikan sholat jamak, kami pun berpisah. Aku dan Lutfi menuju ke Stasiun sedangkan Bu Lela, Haffata, dan Trian menuju ke rumah Trian.

Senin, 18 Februari 2013

Si Batu Kecil yang Penuh Makna



                Hujan rintik membasahi bumi Benda, sepulang sekolah tepatnya hari Selasa pukul 17:00 sebelum balik ke kandang (heist ko kandang,.,?!? kan ak tinggal di Perikanan, jd, kandang ikan gitoh) aku mampir dulu di kantor tersayang, Kantor redaksi M2net, guna memberesi beberapa masalah. Setelah masalah sudah kelar langsung saja dech pulang ke kandang Ikan.,
                Seperti biasa kami (Azam, bang Ud, dan ak sendiri : Saefaz Aziz) sepulang sekolah atau sebelum mengikuti kegiatan Pondok , kami masak dulu, (heits., jangan salah meskipun kami  Three Mas Ketir tpi kami jago masak lohh,., nda percaya,.? Silahkan cobain masakan kami.,) pada kali ini lumayan berebeda dengan hari-hari sebelumnya, kalau hari-hari sebelumnaya kami masak nasi + lauk, kali ini kami Cuma masak nasi tok, karena si Bang Ud dapet kiriman “Petis n Daging Goreng” (hmm,, paling nikmat nich hujan-hujan makan nasi anget + petis khas masakan Abah Latif).
                Setelah nasi sudah matang dan lauk sudah di hangatkan kami pun langsung menyerbunya,., tapi pada kali ini kami makan bersama dengan bang Bos kita, Mas Negus. Tentu donk kami tak makan satu orang satu piring tetapi dijadiin satu wadah, nampan, (wiihhh,., romantisnya,.). Oh’y ada yg ketinggalan juga, kami makan tak hanya ber empat tapi kita kedatengan satu orang lagi, Bos Molring (makanan khas Tasikmalaya), Mas Mustolah.
                Ronde pertama sudah selesai, berarti ronde kedua pun di mulai, tambah nasinya donk n lauknya. Di ronde kedua ini tak hanya Petis yang menemani  sang nasi kita kedatangan lauk istimewa lagi daging goreng yang tentunya masakan asli dari Abah Latif. Mas Mustolah pun menyerah dironde kali ini, tinggal kami berempat yang masih kuat menghajar sang nasi.
             

Minggu, 17 Februari 2013

Rezeki Lancar Karena Membiayai Penuntut Ilmu Agama


Tidak semua dari kita jalan jihad dan memperjuangkan agama Islam dengan menjadi ustadz/ulama yang mendalami agama. Karena bisa jadi kita tidak dikarunia oleh Allah kelebihan dalam berfikir, mendalami dan menghapal berbagai ilmu agama. Sebaliknya ada yang dikaruniai oleh Allah kemampaun mencari rezeki, berbisnis dan mengelola keuangan. Sebagaimana para sahabat tidak semua menjadi ulama, akan tetapi ada yang memperjuangkan Islam dan dakwah dengan menjaga perbatasan (ribath) seperti Bilal bin Rabah, ada yang menjadi saudagar kaya yang sangat darmawan seperti Usman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf dan ada juga yang menjadi ulama seperti Ibnu Abbas, Ibnu umar dan Ibnu Mas’udrahimahumullah.

Bagi yang memiliki kemampuan berbisnis maka ia bisa ikut memperjuangkan Islam dan dakwah dengan kelebihan harta mereka, salah satunya dengan memberikan beasiswa dan membiayai penuntut ilmu agama yang benar-benar punya semangat mempelajari ilmu agama akan tetapi mereka mendapati kesulitan biaya. Hal ini mempunyai beberapa keutamaan:
1.Mendapatkan juga pahala yang terus mengalir sampai hari kiamat (MLM pahala)
Karena yang membiayai penuntut ilmu belajar agama juga mempunyai peran. Ketika penuntut ilmu yang dibiayai mengajarkan ilmu kepada orang lain atau memberikan hidayah ilmu kepada orang lain, maka pahala mengalir jugakepada yang mengajarkan/ yang menunjukkan ketikayang diajarkan/ditunjukkan mempraktekan ilmu atau mengajarkan kepada yang lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya.”[1]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berasabda,
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Barangsiapa yang menyeru kepada sebuah petunjuk maka baginya pahala seperti pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi akan pahala-pahala mereka sedikitpun dan barangsiapa yang menyeru kepada sebuah kesesatan maka atasnya dosa  seperti dosa-dosa yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikitpun.” [2]

Senin, 04 Februari 2013

Tumbuhkan !!! Akhlak Sufistik dari Orang Gila



Allah tak pernah membuat makhluknya tanpa ada manfaat yang bisa kita ambil, dari makhluk yang paling terkecil, nyamuk, semut pun terdapat manfaat yang dapat kita ambil. Begitu pula orang gila  (ORGIL). Dari Orgil ini kita dapat mengambil pelajaran yang luar biasa.
 Tak banyak orang dapat mengambil pelajaran yang ada di diri Orang gila ini. Jika, kita berpikir lebih jauh tentang Orang gila, maka seungguhnya didiri orang gila tersebut memiliki akhlak Sufitik. Mungkin anda akan bertanya-tanya, masa sich di diri orang gila terdapat akhlak Sufistik,.?!?
 Jika, kita telusuri maka sesungguhnya terdapat beberapa poin penting di diri orang gila yang mirip di miliki oleh orang-orang Sufi :
1.       Cara Berpakaian

Kita lihat orang gila tak pernah memikirkan cara berpakaian mereka, mereka tak pernah memirakan mode berpakaian apa yang sedang ngetren. Mereka berpakaina alng kadarnya, sederhana, dan tak peranh bermewah-mewahan hanya untuk berpakaian.

2.       Makan
     
Orang gila pun, tak pernah kebingunagan untuk mencari makanan, mereka makan makanan seadanya, tak pernah berlebih-lebihan, mungkin hanya sesuap makanan saja yang masuk ke perut mereka.

3.       Tak ada Masalah
Jika orang normal, merasa berat akan beban masalah yang di pinggulnya. Maka, orang gila tak pernah merasa bingung atau susah akan masalah yang ada di depannya. Dan mereka tak pernah memperdulikan omongan orang-orang terhadap dirinya, entah orang-orang mau memarahi, memaki, dan mencemoohnya. Mereka tetap berjalan, mereka anggap omongan-omongan tersebut adalah angin lalu bagi mereka.